Total Tayangan Halaman

Senin, 23 Januari 2012

MENGENAL BEBERAPA HAMA TANAMAN JAGUNG

1.    PENGGEREK BATANG JAGUNG

Telut Penggerek
Penggerek Batang Jagung merupakan hama utama jagung di Asia. Serangga ini mempunyai lebih  dari satu generasi dalam setahun karena didukung oleh curah hujan yang memberikan pengaruh penting pada aktivitas ngengat dan oviposisinya.
Ulat Penggerek
Di lapang, imago mulai meletakkan telur pada tanaman yang berumur dua minggu. Puncak peletakan telur terjadi pada stadia pembentukan bunga jantan sampai keluarnya bunga jantan. Serangga betina lebih suka meletakkan telur di bawah permukaan daun, terutama pada daun ke-5 sampai daun ke-9.
Jumlah telur yang diletakkan tiap kelompok beragam. berkisar antara 30-50 butir atau bahkan lebih dari 90 butir. Seekor ngengat betina mampu meletakkan telur 300-500 butir. Lama hidup serangga dewasa adalah 7-11 hari.
 Stadium telur 3-4 hari. Instar I sesaat setelah menetas dari telur langsung menyebar ke bagian tanaman lain. Pada fase  pembentukan bunga jantan, larva instar I-III akan memakan daun muda yang masih menggulung dan pada permukaan daun yang terlindung dari daun yang telah membuka.
Serangan Penggerek pada Tanaman Jagung
Pada fase lanjut tanaman jagung, sekitar 67-100% dari larva instar I dan II berada pada bunga jantan. Larva instar III sebagian besar berada pada bunga jantan, meskipun sudah ada pada bagian tanaman lain.
Instar IV-VI mulai melubangi bagian di atas buku dan masuk ke dalam batang dan membor ke bagian atas. Dalam satu lubang dapat ditemukan lebih dari satu larva. Pada tongkol jagung juga sering ditemukan larva instar I-III dan makan pada ujung tongkol dan jambul. Instar berikutnya makan pada tongkol dan biji. Stadium larva adalah 17-30 hari. Larva yang akan membentuk pupa membuat lubang keluar yang ditutup dengan lapisan epeidermis. Stadium pupa adalah 6-9 hari Serangga dewasa yang keluar dari pupa pada malam hari pukul 20.00-22.00 akan langsung kawin dan meletakkan telur pada malam yang sama hingga satu minggu sesudahnya

Pengendalian Pestisida : Penggunaan insektisida yang berbahan aktif dimehipo, monokrotofos, karbofuran, dll efektif menekan serangan penggerek batang jagung. Aplikasi insektisida dianjurkan apabila telah ditemukan satu kelompok  telur per 30 tanaman. Insektisida cair atau semprotan hanya efektif pada fase telur dan larva instrar I-III, sebelum larva masuk ke dalam batang.
Pengendalian dengan insektisida granul yang bersifat sistemik yang diaplikasikan melalui pucuk daun atau akar dapat mengendalikan penggerek batang pada semua stadium.

2. LALAT BIBIT
Lalat Bibit (Atherigona sp.) biasanya meletakkan telur pada pagi hari atau malam hari. Telur-telur tersebut diletakkan secara tunggal di bawah daun, axil daun, atau batang dekat permukaan tanah. Telur menetas pada malam hari minimal 33 jam atau maksimal empat hari setelah telur diletakkan. Telur spesies ini berwarna putih dengan panjang 1,25 mm dan lebar 0,35 mm dan warnanya berubah menjadi gelap sebelum menetas
Larva terdiri atas tiga instar dengan stadia larva 6-18 hari .Larva spesies ini terdiri atas 12 ruas (satu ruas kepala, tiga ruas thorax, dan delapan ruas abdomen). Panjang larva mencapai 9 mm, berwarna putih krem pada awalnya dan selanjutnya menjadi kuning hingga kuning gelap.
Pupa terdapat pada pangkal batang dekat atau di bawah permukaan tanah
Imago keluar dari pupa setelah 5-12 hari pada pagi atau sore hari. Puparium berwarna coklat kemerahan sampai coklat dengan panjang 4,1 mm. Segmentasi tidak dapat dibedaka
Serangan Lalat Bibit
Imago akan terbang satu jam setelah keluar dari . Kopulasi tidak terjadi pada beberapa hari setelah muncul dari pupa. Serangga dewasa sangat aktif terbang dan sangat tertarik pada kecambah atau tanaman yang baru tumbuh. Imago berukuran kecil dengan panjang 2,5-4,5 mm, caput agak lebar dengan antena panjang, thorax berambut, abdomen berwarna kuning dengan spot hitam pada bagian dorsal.
Imago betina mulai meletakkan telur 3-5 hari setelah kawin dengan jumlah telur 7-22 butir atau bahkan dapat mencapai 70 butir. Imago betina meletakkan telur selama 3-7 hari.
Lama hidup serangga dewasa bervariasi antara 5-23 hari, masa hidup betina dua kali lebih lama daripada jantan. Siklus hidup telur hingga menjadi dewasa adalah 21-28 hari.
Terdapat beberapa variasi ekologi lalat bibit pada areal yang berbeda, tetapi umumnya kelembaban yang tinggi sangat mendukung perkembangan spesies ini. Jika kondisi sangat kering, telur akan gagal menetas atau larva mati sebelum melakukan penetrasi batang. Penetasan dan aktivitas imago terjadi selama kondisi dingin dalam satu hari.

Pengendalian Pestisida : Pengendalian dengan insektisida dapat dilakukan melalui perlakuan benih (seed treatment), menggunakan fipronil, thiodikarb, dll. Setelah berumur 5-7 hari, tanaman disemprot dengan karbosulfan atau asephat.


3. BELALANG
Seekor betina mampu menghasilkan telur sekitar 270 butir. Telur berwarna keputih-putihan dan berbentuk buah pisang, tersusun rapi sekitar 10 cm di bawah permukaan tanah. telur akan menetas setelah 17 hari, bergantung temperatur.
Nimfa mengalami lima kali ganti kulit (lima instar). Instar I berwarna hitam. Instar II berwarna kuning keputih-putihan. Instar III pada bagian lateral dan venteral berwarna kuning dengan dorsal hitam, disertai bakal sayap kecil mengarah ke bawah, Instar IV pada bagian lateral dan venteral berwarna jingga dengan dorsal hitam dan bakal sayap mengarah ke atas. Instar V berwarna jingga kemerah-merahan dengan dorsal hitam dan bakal sayap memanjang sampai dengan ruas abdomen ke empat dan pangkalnya berwarna jingga. Stadiaum nimfa berlangsung selama 38 hari. Imago betina yang berwarna coklat kekuningan siap meletakkan telur setelah 5-20 hari, tergantung temperatur. Seekor betina mampu menghasilkan 6-7 kantong telur dalam tanah dengan jumlah telur 40 butir per kantong. Imago betina hanya  membutuhkan satu kali kawin untuk meletakkan telur-telurnya dalam kantong-kantong tersebut. Imago jantan
yang berwarna kuning mengkilap berkembang lebih cepat dibandingkan dengan betina. Lama hidup dewasa adalah 11 hari.
Siklus hidup rata-rata 76 hari, sehingga dalam setahun dapat menghasilkan 4-5 generasi di daerah tropis, terutama Asia Tenggara.. Pada fase soliter, belalang hidup sendiri-sendiri dan tidak menimbulkan kerusakan bagi tanaman. Perubahan fase dari soliter ke gregaria dan dari gregaria kembali ke soliter dipengaruhi oleh iklim, melalui fase yang disebut transien. Perubahan fase soliter ke gregaria biasanya dimulai pada awal musim hujan setelah melewati musim kemarau yang cukup kering (di bawah normal). Pada saat itu, biasanya terjadi peningkatan populasi belalang soliter yang berdatangan dari berbagai lokasi ke suatu lokasi yang secara ekologis sesuai untuk berkembang. Lokasi tersebut biasanya berupa lahan yang terbuka atau banyak ditumbuhi rumput, tanah gembur berpasir, dan dekat sumber air (sungai, danau, rawa) sehingga kondisi tanah cukup lembab. Setelah berlangsung 3-4 generasi, apabila kondisi lingkungan memungkinkan, fase soliter akan berkembang menjadi fase gregaria, melalui fase transien.

Pengendalian Pestisida : Pengendalian yang tepat dilakukan sejak nimfa masih kecil karena belum merusak, dan lebih peka terhadap insektisida. Penyemprotan dapat dilakukan pada siang hari. Apabila terpaksa karena terlambat atau tidak diketahui sebelumnya, pengendalian imago dapat dilaksanakan malam hari pada saat belalang beristirahat ( hinggap pada senja hari dan terbang pagi hari). Jenis insektisida yang dapat digunakan untuk mengendalikan belalang adalah jenis yang berbahan aktif Deltamethrin, Alfa sipermethrin dan Organophospat lainnya.


4. KUTU DAUN
Kutu daun membentuk koloni yang besar pada daun. Betina berproduksi secara partenogenesis (tanpa kawin). Umumnya, stadia nimfa terdiri atas empat instar. Stadium nimfa terjadi selama 16 hari pada suhu 15oC, sembilan hari pada suhu 20oC, dan lima hari pada suhu 30oC. Seekor betina yang tidak bersayap mampu melahirkan rata-rata 68,2 ekor nimfa, sementara betina bersayap melahirkan 49 nimfa. Lama hidup imago adalah 4-12 hari. Ketiadaan fase telur di luar tubuh A. maidis betina karena proses inkubasi dan penetasan terjadi dalam alat reproduksi betina dan diduga telur tidak mampu bertahan pada semua kondisi lingkungan. Serangga ini lebih menyukai suhu yang hangat. Imago lebih aktif di lapangan pada suhu 17o dan 27oC.

Pengendalian Pestisida : Kutu daun dikendalikan dengan menggunakan insektisida kontak dan sistemik seperti Dimetoat, Imidakloprid, klorpirifos, dll


BEBERAPA PESTISIDA YANG BISA DI APLIKASIKAN : 
E'to (dimehipo), Darmafur, Furadan (karbofuran), Besvidor, Megamida, Confidor (imidakloprid), Naichi, BM Delta (deltamethrin), Kanon, Dimacide (dimetoat), Regent (Fipronil), Megastar (asephat), dll

Senin, 19 Desember 2011

PEMBENIHAN JAGUNG HIBRIDA

Sosialisasi Kemitraan Pembenihan Jagung 

Permintaan benih jagung unggul berkembang pesat dengan makin banyaknya penggunaan benih jagung hibrida oleh petani  Dengan besarnya permintaan akan benih unggul bersertifikat maka peluang bisnis di sektor pembenihan semakin terbuka. Sementara itu, karena pengembangan benih hibrida ini memerlukan teknologi dan investasi yang besar diperkirakan hanya perusahaan besar  dibidang pembenihan yang akan mampu mengembangkan benih sendiri dan tidak hanya sekedar Importir.

Prosesi Cabut Bunga
Regulasi mengenai perbenihan juga mendukung pengembangan industri benih di dalam negeri karena menurut peraturan yang berlaku, importir benih sudah harus bisa memproduksi sendiri benih tersebut apabila sudah mengimpor selama dua tahun.
Kebijakan tersebut, diharapkan bisa menjadi sarana untuk meningkatkan pendapatan petani karena dengan regulasi tersebut perusahaan perbenihan dipastikan akan menggandeng petani dalam proses perbenihannya. Saat ini, sudah banyak perusahaan swasta multinasional di bidang perbenihan jagung hibrida dan kesemuanya melibatkan petani dalam proses perbenihannya, yang di kemas dalam program kemitraan pembenihan jagung hibrida, seperti : 1) PT. Asian Hybrid Seed Technology Indonesia, 2) PT. Bisi Internasional, 3) PT. Monsanto, 4) PT. Dupont Indonesia, 5) PT. Syngenta Indonesia, dan lain sebagainya.
Tanaman Masa Perkawinan
Secara umum, pengelolaan budidaya perbenihan jagung hibrida tidak berbeda jauh dengan budidaya jagung pada umumnya. Perbedaan khusus terjadi, karena pada perbenihan jagung hibrida ada dua jenis jagung yang ditanam bersama. Kedua jenis jagung tersebut, ada yang diposisikan sebagai tanaman Jantan sedangkan lainnya sebagai tanaman Betina. Selain itu, pada budidaya perbenihan jagung hibrida, ada syarat-syarat kualitas yang harus diperhatikan untuk menjaga dan menjamin mutu benih yang nantinya dihasilkan, seperti : 1) jarak tanaman perbenihan dengan jagung jenis lain minimal 250 meter, 2) melakukan seleksi terhadap tanaman type simpang, 3) melakukan pencabutan bunga jantan pada tanaman yang diposisikan sebagai betina, dan lain sebagainya.

Minggu, 18 Desember 2011

MENGENAL TANAMAN PADI (VARIETAS BONDOJUDO)

Banyak varietas padi yang telah dilepas oleh pemerintah dan beredar di masyarakat petani. Namun, umumnya petani tidak memahami deskripsi varietas tersebut, sehingga budidaya yang dilakukan hanya berdasarkan kebiasaan (meniru) dan informasi terbatas antar petani. Berikut kami tampilkan deskripsi varietas Bondojudo :
Nomor seleksi                : IR60819-34-2-1 (HD 174)
Asal persilangan             : IR72/IR48525-100-1-2
Golongan                       : Cere
Umur tanaman               : 110 - 120 hari
Bentuk tanaman             : Tegak
Tinggi tanaman              : 97 – 116 cm
Anakan produktif          : 15 - 22 batang
Warna kaki                     : Hijau
Warna batang                 : Hijau
Warna telinga daun        : Tidak berwarna
Warna lidah daun           : Tidak berwarna
Muka daun                     : Kasar
Posisi daun                     : Tegak
Daun bendera                 : Tegak pendek, malai kelihatan
Bentuk gabah                 : Ramping
Warna gabah                  : Kuning bersih
Kerontokan                    : Mudah
Kerebahan                      : Tahan
Tekstur nasi                    : Pulen
Rasa nasi                        : Sedang
Kadar amilosa                : 20,4%
Bobot 1000 butir            : 21,3 g
Rata-rata hasil                : 6,0 t/ha
Potensi hasil                   : 8,4 t/ha
Ketahanan terhadap Hama Penyakit :
·         Agak tahan terhadap wereng coklat biotipe 3
·         Tahan terhadap tungro
Anjuran tanam               : Baik ditanam di lahan sawah irigasi dataran rendah sampai 550 m dpl
Pemulia/Peneliti             : S. Roesmarkam, Aan A. Daradjat, Suwono, G. Kustiono, Suyamto, dan Widarto YP.
Teknisi                            : Rokaib, Wigati, Suliyanto dan Mardjuki
Dilepas tahun                 : 2000

Jumat, 09 Desember 2011

MEMBANGUN USAHA MANDIRI

MEMBANGUN USAHA MANDIRI
(Meski hanya menjadi Petani, tapi kita bisa berbangga karena mampu berdiri tegak di atas kaki sendiri)


1.      BAGI YANG MAU BERWIRAUSAHA, TEKADKAN NIAT
“Kalau semua akan melamar kerja, maka saya bertekad akan membuat pekerjaan saya sendiri “

2.      KRITERIA PEKERJAAN BAGAIMANA YANG AKAN SAYA BUAT ?
-          Bisa menghasilkan uang
-          Mempunyai masa depan
-          Ruang gerak usaha sangat luas
-          Sesuai hati kita
-          Sesuai Ilmu yang kita kuasai
-          Bisa menjadi besar tak terbatas
Penjemuran Padi di Gudang

3.      BERBAGAI PERTANYAAN “PESIMIS” SAAT KITA MEMULAI WIRAUSAHA
-          APA PASTI BERHASIL ???.......
”Pasti !!! Hanya waktunya yang kita tidak tahu “
-          BERAPA LAMA ???......
”Bisa 1 bulan, 1 tahun, 10 tahun…atau selamanya “
-          KATANYA PASTI BERHASIL, KOQ SELAMANYA ???.....
”Iya, berarti kita berhasil menjaga tekad kita selamanya”
-          WADUH, JADI TAKUT BERWIRAUSAHA......
”Takut adalah sifat yang harus dimiliki pengusaha”
-          LO, KATANYA PENGUSAHA HARUS BERANI.....
“Mengakui rasa takut itu merupakan keberanian”
-          BERARTI, BOLEH MERASA TAKUT ???.....
”Boleh, rasa takut membuat kita lebih berhati-hati”
-          BAGAIMANA MEMULAI USAHA ??? PERLU MODAL BERAPA ???.......
”Modalnya hanya kita harus berani keluar dari zona nyaman dan menyiapkan diri menghadapi kegagalan”
Pembenihan Jagung di Lahan Kering

4.      BEBERAPA HAL YANG PERLU DI MILIKI PENGUSAHA
-     Mempunyai Impian
-     Berani memulai
-     Mempunyai kemauan dan tekad
-     Optimis
-     Sabar dan Tabah
-     Jujur dan selalu menjaga etika
-     Sensitif dan peka informasi
-     Peduli lingkungan sekitar
Pembenihan Padi Hibrida

5.      BEBERAPA HAL YANG PERLU DILAKUKAN OLEH PENGUSAHA UNTUK MERAIH SUKSES


6.   PIRAMIDA KEBERHASILAN.
“Keberhasilan adalah puncak dari banyak kegagalan”




Rabu, 30 November 2011

Wereng Coklat (Nilaparvata lugens)

a.   Identifikasi Hama
Ukuran tubuh kecil dan bersayap pendek. Tabia kaki belakang mempunyai taji (apical spur). Telur berwarna coklat muda dan menjelang menetas menjadi coklat tua. Mempunyai 5 (lima) tingkatan instar nimfa pada periode mudanya. Nimfa dan dewasa biasanya berada pada bagian bawah tanaman yang sama. Pada populasi tinggi sebagian akan bersayap dan berpindah untuk mencari makanan. 

b.   Siklus Hidup
Jantan bisa kawin dengan 9 (sembilan) betina, dan betina bisa dua kali kawin selama masa hidupnya. Betina mampu bertelur sampai 600 butir yang diletakkan pada urat daun yang utama dalam jumlah sampai 10 butir yang terikat bersama. Masa telur sampai dewasa ± 4 minggu, dan generasi baru akan terbentuk setiap bulannya. Dalam satu padi biasanya akan terbentuk 4 – 5 generasi.

  1. Gejala Serangan
Umumnya menyerang padi dewasa tapi belum memasuki masa panen. Meskipun pada beberapa kasus juga menyerang padi dalam semai dan padi menjelang panen.
Daun padi terserang berwarna kuning dan menjadi kerdil. Pada serangan hebat, padi akan mati mengering seperti terbakar. Wereng juga mengeluarkan kotoran embun madu yang biasanya akan ditumbuhi cendawan jelaga, sehingga daun padi berwarna hitam. Apabila terdapat banyak kotoran putih bekas pergantian kulit nimfa, menunjukkan tingkat populasi wereng sangat tinggi. 

  1. Pengendalian
-          Mengatur pola tanam, dengan tanam serempak
-          Rotasi tanaman untuk memutus siklus hidup wereng.
-          Mengurangi pemupukan Nitrogen dalam dosis tinggi
-          Membakar sisa-sisa tanaman yang terserang
-          Aplikasi pestisida secara tuntas baik untuk pencegahan maupun untuk penanggulangan.

  1. Perlakuan Tanaman untuk Pengendalian
- Aplikasi pupuk mikro untuk menyehatkan tanaman
- Menggunakan pupuk Nitrogen dalam bentuk slow release seperti ZA
- Penyemprotan insektisida secara preventif mulai di persemaian, dengan berganti-ganti bahan aktif, 
   seperti asephat, imidakloprid, dll
- Penyemprotan insektisida secara tuntas saat terjadi serangan, dengan mencampur beberapa 
   insektisida dengan bahan aktif imidakloprid dengan BPMC, atau lainnya.
- Hindari penggunaan ZPT atau PPC saat serangan sudah menunjukkan gejala sakit pada tanaman. 
  Gunakan fungisida yang mengandung fitotonik (triazol) untuk membantu menyehatkan tanaman.

Selasa, 29 November 2011

ANALISA BIAYA USAHATANI JAGUNG (KOMERSIIL)

ANALISA USAHATANI BUDIDAYA JAGUNG (KOMERSIIL) DI LAHAN SAWAH

I. BIAYA USAHATANI DAN BAKU TEKNIS BUDIDAYA

 










II. POTENSI HASIL PRODUKSI (Kg)










III. BREAK EVENT POINT (BEP)









IV. POTENSI PENDAPATAN (Rp)